BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik
sebagai agen pembelajaran adalah Kompetensi Pedagogis. Kompetensi ini
mengandung makna bahwa pendidik sebagai agen pembelajaran tidak hanya memiliki
tugas dan tanggung jawab mentransfer ilmu kepada subjek didiknya melainkan
harus mampu mendidik untuk untuk mengembangkan keseluruhan potensi yang
dimiliki peserta didik sehingga menjadi anak yang cerdas dan berbudi pekerti.
Untuk dapat mengemban tugas dan tanggung jawab ini, guru harus memiliki
pemahaman yang memadai tentang pertumbuhan psikologis dan fisiologis peserta
didik.
Oleh karena itu, pada zaman sekarang ini pemahaman yang
memadai terhadap pertumbuhan peserta didik harus dimiliki oleh setiap guru
dalam mengemban tugasnya bukan hanya sebagai pentransfer ilmu pengetahuan
melainkan juga sebagai yang mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta
didik.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimanakah pengertian mengenai pertumbuhan fisik ?
2.
Bagaimanakah pengaruh pertumbuhan fisik terhadap
tingkah laku peserta didik ?
3.
Bagaimanakah karakteristik pertumbuhan fisik peserta
didik ?
4.
Faktor – faktor apa yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan fisik peserta didik ?
5.
Bagaimanakah perbedaan individual dalam pertumbuhan
peserta didik ?
6.
Bagaimana upaya dalam proses pembelajaran dapat membantu
pertumbuhan fisik peserta didik ?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang
bersifat progresif dan kontinyu dan berlangsung dalam periode tertentu.
Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek – aspek fisik
individu. Oleh sebab itu, secara terminologis, sebenarnya tanpa ada tambahan
kata “fisik” pun, hanya dengan istilah “pertumbuhan” saja, sudah bermakna
perubahan pada aspek – aspek fisiologis.
Pertumbuhan ini meliputi perubahan progresif yang bersifat
internal dan eksternal. Perubahan internal meliputi perubahan ukuran alat
pencernaan makanan, bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru –
paru, bertambah sempurnanya sistem kelenjar endoktrin / kelamin, dan berbagai
jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan, bertambahnya
lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar tubuh, ukuran besarnya
organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda – tanda kelamin sekunder.
B.
Pengaruh
Pertumbuhan Fisik terhadap Tingkah Laku
Individu merupakan satu kesatuan psiko – fisik yang tidak
dapat dipisah – pisahkan, maka pertumbuhan fisik mempunyai pengaruh terhadap
tingkah laku. Anak kecil yang baru berumur belasan bulan mungkin sudah dapat
berjalan. Namun, karena pertumbuhan otot pada tungkai dan pertumbuhan alat
keseimbangan belum sempurna, jalannya menjadi masih terhuyung – huyung dan
belum tegap seperti orang dewasa.
Pertumbuhan fisik pada gilirannya akan membawa sampai pada
suatu kondisi jasmaniah yang siap untuk melaksanakan tugas perkembangan secara
lebih memadai yaitu kesiapan individu untuk melaksanakan tugas – tugas
perkembangan pada periodde berikutnya. Pada gilirannya, terjadilah perubahan
tingkah laku progresif yang semakin sempurna. Dengan kata lain, pertumbuhan
yang semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan syaraf menjadi lebih
kompleks dan sistem syaraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir
menjadi lebih tinggi.
C.
Karakteristik
Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali
menimbulkan kejutan pada diri remaja itu sendiri. Pakaian yang dimilikinya
seringkali menjadi cepat tidak muat dan harus membeli yang baru lagi. Kadang –
kadang remaja dikejutkan dengan perasaan bahwa tangan dan kakinya terlalu
panjang sehingga tidak seimbang dengan besar tubuhnya. Pada remaja putri ada
perasaan seolah – olah belum dapat menerima kenyataan bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya
kini buah dadanya membesar. Oleh karena itu, seringkali gerak – gerik remaja
menjadi canggung dan tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang disebabkan oleh
pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini dikenal dengan istilah
“gangguan regulasi”.
Pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi
parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang
telah mencapai taraf kematangan sehingga mulai berproduksi menghasilkan hormon
yang bermanfaat bagi tubuh. Akibatnya, remaja mulai merasa tertarik pada lawan
jenisnya. Pada waktu tidur, karenanya ketertarikan kepada lawan jenis yang
disebabkan oleh berkembangnya hormone menyebabkan remaja pria sering mengalami
mimpi basah.
Pada remaja putri, pertumbuhan hormon menyebabkan mereka
mulai mengalami menstruasi yang seringkali pada pertama kali mengalaminya
menimbulkan kegelisahan. Berproduksinya kelenjar hormon bagi sementara remaja
juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat pada bagian wajahnya yang seringkali
juga menimbulkan kegelisahan pada mereka, lebih – lebih pada remaja putri. Pertumbuhan
fisik yang cepat pada remaja sangat membutuhkan zat – zat pembangun yang
diperoleh dari makanan sehingga remaja pada umumnya menjadi pemakan yang kuat.
D.
Faktor –
faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
1.
Faktor
internal
Yang
termasuk ke dalam faktor internal adalah :
a.
Sifat jasmaniah yang diwariskan dari orang tuanya.
b.
Kematangan.
2.
Faktor
eksternal
Yang
termasuk ke dalam faktor eksternal adalah :
a.
Kesehatan.
b.
Makanan.
c.
Stimulasi lingkungan.
E.
Perbedaan
Individual dalam Pertumbuhan Fisik
Faktor – faktor internal dan eksternal yang semuanya ikut
mempengaruhi pertumbuhan individu mudah dimengerti bahwa pertumbuhan fisik itu
akan sangat bervariasi. Perbedaan faktor keturunan, kondisi kesehatan, gizi
makanan, dan stimulasi lingkungan menyebabkan perbedaan pertumbuhan fisik
individu. Anak yang selalu sehat dengan makanan yang cukup mengandung gizi akan
menunjukkan pertumbuhan fisik yang lebih cepat daripada anak yang sering sakit
– sakitan dan kekurangan gizi. Anak – anak dari ayah dan ibu yang jangkung
cenderung lebih cepat tinggi daripada anak – anak yang orangtuanya bertubuh
rendah.
Pertumbuhan fisik juga menunjukkan perbedaan yang mencolok
antara remaja putri dengan remaja putra. Pada umumnya, remaja putri lebih cepat
pertumbuhan fisiknya daripada remaja putra. Namun demikian, pada suatu periode
tertentu anak laki – laki menyusul dengan kecepatan melebihi anak perempuan sehingga
pada akhirnya anak laki – laki mempunyai tinggi, besar, dan berat badan
melebihi anak perempuan. Ini tidak berarti bahwa semua anak laki – laki pasti
lebih tinggi dan besar daripada pada anak perempuan.
F.
Proses
Pembelajaran untuk Membantu Pertumbuhan Fisik Peserta Didik
Dalam batas – batas tertentu, proses pembelajaran dapat
diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu percepatan pertumbuhan
fisik peserta didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat diupayakanberbagai
stimulasi secara sistematis, antara lain :
1.
Menjaga kesehatan badan
2.
Memberi makanan yang baik
3.
Menyediakan sarana dan prasarana
4.
Waktu istirahat
5.
Diadakannya jam – jam olahraga bagi para siswa
BAB III
KESIMPULAN
Pertumbuhan fisik merupakan proses berubahnya fisik seseorang
dalam jangka waktu tertentu yang bersifat progresif dan kontinyu. Fisik yang
berubah mempunyai pengaruh terhadap tingkah laku karena fisik dan tingkah laku
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dengan kata
lain bahwa jika fisik dapat dikatakan tumbuh, maka tingkah laku pun akan ikut
tumbuh. Pertumbuhan fisik pada diri seseorang mempunyai sifat yang mengejutkan
pada diri seseorang, karena pertumbuhan fisik yang terjadi kadang tidak
disadari sehingga hal itu mengejutkan diri sesorang.
Banyak hal yang dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik pada
diri seseorang yang menentukan tempo pertumbuhan fisik tersebut. Mulai dari
faktor keturunan hingga kepada lingkungan yang merangsang pertumbuhan fisik
tersebut. Sehingga banyak ditemui pada masyarakat perbedaan fisik pada tiap –
tiap individu.
Dalam hal pembelajaran, seorang peserta didik yang ingin
pertumbuhan fisiknya berjalan dengan baik, maka pendidik harus memperhatikan
segala hal yang berhubungan dengan pertumbuhan fisik tersebut dan hal – hal
yang dapat membantu pertumbuhan fisik peserta didik dapat berjalan dengan baik
sehingga tingkah laku atau psikologis peserta didik juga dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik sejalan dengan pertumbuhan fisiknya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arasteh, A.R. and Arasteh, J.D. 1996. Greativity in Human Development. New
York: John Wiley and Sons.
Horrocks, J.E. 1996. The Psychology of Adolescence. New York: Houghton Mifflin.
Mohammad Asrori, Dr., Prof. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Patty, F., dkk.. 1992. Pengantar Psikologi Umum. Surabaya: Usaha Nasional.
0 Komentar